SELAMAT DATANG DI TORAJA___Partner Bisnis Anda Adalah SKM KAREBA

Jumat, 04 Maret 2011

Pola Hidup Orang Toraja Mulai Konsumtif

DR. Drs. Edie Rantetasak, MM

Usai menyabet gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Brawijaya Malang, 16 Februari lalu, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Paniai Papua ini, menyampaikan pandangannya soal kondisi ekono-mi Toraja, yang menurutnya tidak jauh berbeda dengan hasil riset disertasi doktornya. Berikut petikannya:

“Saya melihat kondisi di Paniai hampir sama dengan Toraja sekarang ini. Dulu masyarakat Paniai adalah masyarakat yang ulet, mereka bergantung pada alam. Tapi sekarang karena terlena oleh bantuan pemerintah, mereka menjadi masyarakat yang tingkat ketergantuangannya sangat tinggi,” katanya memulai perbin-cangan dengan KAReBA.

Dari hasil riset untuk disertasi itu, Edie, yang juga berprofesi sebagai hamba Tuhan (pendeta) ini, berpen-dapat kondisi masyarakat Paniai mirip dengan masyarakat Toraja yang ada di Toraja saat ini. Beda-nya, kata dia, masyarakat Paniai terlalu bergantung kepada bantuan pemerintah, sedangkan masyarakat Toraja bergantung kepada keluarga-nya yang merantau.

“Pola orang Toraja mulai bergeser, dari pola hidup produktif kepada pola konsumtif,” katanya.

Menurut Edie, kondisi saat ini sangat jauh berbeda dengan kondisi 10-15 tahun yang lalu dimana masyarakat Toraja sangat ulet, rajin, dan kreatif mencari sumber-sumber penghasilan. Pola hidup konsumtif ini, lanjutnya, seolah-olah didukung oleh para perantau, yang memang pada hakekatnya mereka pergi merantau untuk menyenangkan dan memba-hagiakan orang tua dan keluarga.

“Pola hidup ini kelihatan direspon juga oleh perantau karena cita-cita mereka untuk menyenang-kan orang tua atau keluarga. Dan ini disambut mentah-mentah oleh keluarga di kampung, sehingga menimbulkan ketergantungan yang tinggi,” urainya.

Kondisi ini, kata Edie, membuat orang menjadi malas bertani, beternak, dan minim kreativitas. “Karena kalau mau beras atau beli ternak untuk upacara adat, tinggal minta, uang datang. Pola hidup ini, kalau dibiarkan terus menerus berlangsung bisa berbahaya bagi Toraja,” katanya.

Edie juga menyinggung soal pola hidup generasi muda yang juga minim kreativitas. Kesan cari gampang amat kental dalam kehidupan mereka. Hanya mau mencari uang dengan cara yang gampang, tidak mau bekerja keras.

“Ini juga pengaruh dari persaingan “pesta” adat yang tak terkendali. Anak-anak muda cukup sorong babi ke halaman sudah dapat uang, dapat rokok, dapat daging lagi. Ini tidak bagus untuk mental generasi muda kita,” tegas Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Paniai ini.

Edie mengatakan kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlama-lama, sebab bisa berbahaya bagi stabili-tas ekonomi dan produktivitas orang Toraja. Untuk itu, pemerin-tah, terutama pemerintahan baru di dua kabupaten ini harus memikirkan langkah-langkah atisipatif dan pemberdayaan masyarakat. Para perantau, terutama para pemerhati ekonomi Toraja juga harus ikut memberi kontribusi terhadap perubahan pola pikir dan pola hidup masyarakat ini. (r01/krb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar